Sebuah aplikasi baru yang hadir dari Adobe dan dijuluki sebagai “Photoshop of Speech” atau “Photoshop of Audio” mendadak viral dan terkenal akhir-akhir ini. Bagaimana tidak viral, dengan bantuan software ini kita bisa membuat komposisi suara yang sangat mirip dengan suara seseorang.
Lebih jelasnya, dengan software ini kita bisa bikin seolah-olah ‘si X’ mengatakan ‘abc xyz’ dan kalimat lainnya sesuka kita dengan hasil Output Suara yang sama persis dengan suara dan intonasi si X ketika bicara. Benar-benar leap terbesar kalau benar-benar software ini mampu hadir ke publik nanti.
Silakan lihat demonstrasinya disini:
Dalam acara Adobe Max 2016, salah satu insinyur Adobe, Zeiyu Jin mempraktikkan dia melakukan speech compositing realtime dengan Adobe Voco. Ya, nama produk itu adalah Adobe Voco.
Demo pada konferensi yang digelar di San Diego, Kamis minggu lalu itu menyisakan banyak keterperangahan. Zeiyu Jin mendemokan suara seseorang yang aslinya mengucapkan kata ‘and I kissed my dogs and my wife’ menjadi ‘and I kissed Jordan three times‘ dengan hasil suara dan intonasi yang sangat mirip.
Dikutip dari BBC, Dr. Eddy Borges Rey, seorang dosen Multimedia di Universitas Stirling di UK teperangah dan cemas akan pengembangan teknologi speech compositing ini.
“It seems that Adobe’s programmers were swept along with the excitement of creating something as innovative as a voice manipulator, and ignored the ethical dilemmas brought up by its potential misuse,”
“Inadvertently, in its quest to create software to manipulate digital media, Adobe has [already] drastically changed the way we engage with evidential material such as photographs.
“This makes it hard for lawyers, journalists, and other professionals who use digital media as evidence.
“In the same way that Adobe’s Photoshop has faced legal backlash after the continued misuse of the application by advertisers, Voco, if released commercially, will follow its predecessor with similar consequences.”
Tampaknya programer dari Adobe tetap memenuhi semangat mereka membuat suatu yang sangat inovatif seperti voice manipulator, namun menafikkan dilema etik yang bisa muncul dari penggunaan tidak benar dari software itu nantinya, ungkap Eddy Borges.
Sasaran dari penggunaan tidak benar dari Voco nantinya adalah para wartawan, pengacara dan beberapa pakar media yang menggunakan media digital sebagai bukti di pengadilan.
Adobe Voco sendiri sampai saat ini belum jelas akan dirilis kapan. Adobe sendiri menurut Zeiyu (salah satu insinyur yang mendemokan Voco) masih berusaha keras membuat cara untuk mendeteksi data yang dihasilkan software besutannya. Lebih seperti “watermarking detection” ungkap Insinyur Adobe itu.
NB. Saya pribadi pertama kali juga terperangah dengan demo Adobe kemarin, dan mulai sadar, software ini berbahaya sekali untuk iklim dunia saat ini yang cepat marah dan gampang di manipulasi. Video youtube saja yang dipotong bisa bikin kisruh satu negara, apalagi suara yang bisa dimanipulasi sedemikian rupa dengan tinggal mengetikkan kalimat apa saja. Bisa jadi salah satu social engineering bagi para hacker! berbahaya