Jakarta,
Polemik terkait Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) masuk kampus terus bergulir. Hal ini berawal dari larangan Menristekdikti, M Nasir ketika menanggapi perihal gerakan Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di kampus Universitas Indonesia (UI) yang menawarkan konseling bagi kelompok LGBT.
Mengenai polemik tersebut, Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) mendukung sikap M Nasir yang menolak keberadaan dan aktivitas LGBT di kampus.
“Hal ini dikarenakan Indonesia bukan negara liberal. Indonesia memang menjunjung tinggi kemerdekaan individu, tetapi jika kebebasan tersebut tidak sesuai moralitas bangsa, kita harus menolak,” tegas Sekretaris LD PBNU, H Nurul Yakin Ishaq, Selasa (26/1/2016) di Jakarta.
Yakin kembali menegaskan, Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi moralitas. Sebab itu, jika ada budaya yang dapat merusak moral generasi bangsa, harus disterilisasi.
“LGBT tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Ini juga bisa menjadi ancaman bagi generasi muda, tidak hanya persoalan radikalisme dan terorisme saja. Kalau dibiarkan, negara ini mau jadi apa,” jelas Yakin.
Sebelumnya, Nasir menegaskan bahwa kampus merupakan salah satu pilar penjaga moral generasi bangsa. Ada standar nilai dan susila yang dijaga. Dia tidak menolak kebebasan individu apabila tidak menggangu kondisivitas akademik. Tetapi jika budaya LGBT dilakukan di kampus, maka layak dilarang. (Fathoni)
Sumber: NU Online